Istana Maemun Medan

Senin, 15 Juni 2015 · Posted in ,

Tak lengkap rasanya jika ke Medan tidak mengunjungi Istana Maimun. Bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 2.772m dan terdiri dari dua lantai tersebut terbagi dalam tiga bangunan. Bangunan utama, sayap kiri, dan sayap kanan. Istana Maimun menjadi saksi sejarah kesultanan di Medan. 
Istana Maemun Medan (Foto: Ali)

Pada ruang tengah bangunan utama, yang biasa disebut balairung, berdiri kokoh Singgasana Sultan. Balairung digunakan untuk acara penobatan Sultan Deli atau agenda tradisional lainnya termasuk acara-acara keislaman.
Di ruang utama tersebut pula, saat ini tersimpan foto keluarga, perabotan rumah tangga seperti bokor, gelas, dan alat rumah tangga lainnya serta senjata tua peninggalan kesultanan yang disimpan dalam etalase kaca.
Pada singgasana Sultan ada sebuah lampu crystal yang menerangi singgasana, bentuknya terpengaruh budaya Eropa. Pengaruh yang sama muncul pada perabotan istana seperti kursi, meja, toilet, lemari, dan pintu menuju balairung.
Pengaruh budaya Eropa ternyata tidak hanya pada perabotan, tetapi juga pada dasar bangunan istana. Bahkan, beberapa bahan bangunan diimpor dari Eropa, misalnya ubin lantai, marmer, dan teraso.
Pola arsitektur dari daratan Eropa seperti Belanda mempengaruhi desain pintu dan jendela yang tinggi dan lebar, begitu pun gaya Spanyol. Pengaruh Belanda juga terlihat pada prasasti marmer di depan tangga yang ditulis dengan huruf Latin dalam Bahasa Belanda.
Selain budaya Eropa, budaya Islam juga sangat berpengaruh, terutama pada bentuk kurva atau arcade di beberapa bagian atap istana. Kurva yang berbentuk kapal terbalik yang dikenal dengan Persia Curve sering dijumpai pada bangunan di kawasan Timur Tengah, Turki, dan India.
Bangunan tersebut menandakan pada zaman dahulu, sebenarnya sudah terjadi hubungan yang harmonis antara Eropa dengan kaum muslim di Indonesia. Mereka saling mengisi satu sama lain. Walau kesultanan tetap menjaga keislaman kawasannya.
Istana Maimun dibangun oleh Sultan Makmun Ar-Rasyid Perkasa Alamsyah dengan seorang arsitek berkebangsaan Italia pada tahun 1888. Waktu pengerjaannya menghabiskan sekitar 3 tahun dengan menghabiskan biaya kurang lebih 1 juta gulden. Istana diresmikan tanggal 18 Mei 1891.
Lokasi Istana Maimun sangat mudah dicapai karena berada di tengah kota. Dari Bandara Polonia jarak tempuhnya sekitar 10 Km dan dari Pelabuhan Belawan sekitar 28 Km. Bangunan bersejarah tersebut terbuka umum setiap hari dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB.  

Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates