Tak lengkap rasanya jika ke Medan tidak mengunjungi Istana Maimun. Bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 2.772m dan terdiri dari dua lantai tersebut terbagi dalam tiga bangunan. Bangunan
utama, sayap kiri, dan sayap kanan. Istana Maimun menjadi saksi sejarah kesultanan di Medan.
Istana Maemun Medan (Foto: Ali) |
Pada ruang tengah bangunan utama, yang biasa disebut balairung, berdiri
kokoh Singgasana Sultan. Balairung digunakan untuk acara penobatan Sultan Deli atau agenda
tradisional lainnya termasuk
acara-acara keislaman.
Di ruang
utama tersebut
pula, saat ini tersimpan foto keluarga, perabotan rumah tangga seperti bokor, gelas, dan alat rumah tangga lainnya serta senjata tua peninggalan kesultanan yang disimpan dalam etalase kaca.
Pada
singgasana Sultan ada sebuah lampu crystal yang menerangi singgasana, bentuknya
terpengaruh budaya Eropa. Pengaruh yang sama muncul pada perabotan istana
seperti kursi, meja, toilet, lemari, dan pintu menuju balairung.
Pengaruh
budaya Eropa ternyata tidak hanya pada perabotan, tetapi juga pada dasar
bangunan istana. Bahkan, beberapa bahan bangunan diimpor dari Eropa, misalnya
ubin lantai, marmer, dan teraso.
Pola
arsitektur dari daratan Eropa seperti Belanda mempengaruhi desain pintu dan
jendela yang tinggi dan lebar, begitu pun gaya Spanyol. Pengaruh Belanda juga
terlihat pada prasasti marmer di depan tangga yang ditulis dengan huruf Latin
dalam Bahasa Belanda.
Selain
budaya Eropa, budaya Islam juga sangat berpengaruh, terutama pada bentuk kurva
atau arcade di beberapa bagian atap istana. Kurva yang berbentuk kapal terbalik
yang dikenal dengan Persia Curve sering dijumpai pada bangunan di kawasan Timur
Tengah, Turki, dan India.
Bangunan tersebut menandakan pada zaman dahulu, sebenarnya sudah terjadi
hubungan yang harmonis antara Eropa dengan kaum muslim di Indonesia. Mereka
saling mengisi satu sama lain. Walau kesultanan tetap menjaga keislaman
kawasannya.
Istana Maimun dibangun
oleh Sultan Makmun Ar-Rasyid Perkasa Alamsyah dengan seorang arsitek
berkebangsaan Italia pada tahun 1888. Waktu pengerjaannya menghabiskan sekitar
3 tahun dengan menghabiskan biaya kurang lebih 1 juta gulden. Istana diresmikan
tanggal 18 Mei 1891.
Lokasi Istana Maimun sangat mudah dicapai karena berada di tengah kota. Dari Bandara Polonia
jarak tempuhnya sekitar 10 Km dan dari Pelabuhan Belawan sekitar 28 Km. Bangunan bersejarah tersebut terbuka umum setiap hari dari pukul
08.00 hingga 17.00 WIB.